Perkenalan:Dari Buku Hingga Kutukan Nama

Selalu gagal nampang keren di tempat umum. Atau hemat beberapa lembar di toko buku. Tapi selalu sukses kalau baca bukunya di gerbong kereta, entah mengapa. Deru dan hantaman ‘roda’ ke rel yang kadang-kadang itu sepertinya mampu menjerumuskanku ke tiap huruf. Tiap kalimat. Paragraf. Lembar.

Hal semacam itu aku pikir laiknya dakwah. Dengan tampang wajah yang aku buat seakan berbicara, “hei! Sekali-kali lepaskan gawaimu!! Baca buku!!!”

Jasa Orang-Orang Bandel

Pada 1998 , Bank Indonesia (BI) menafsir semboyan pendidikan nasional meski agak wagu. BI mengeluarkan uang edisi pendidikan bernominal...